Jumat, 19 Februari 2010


Kamis, 28 Mei 2009

PROFIL PONDOK PESANTREN MIROT ILMIYAH AL-ITQON

DURI KOSAMBI CENGKARENG

JAKARTA BARAT



A. Sejarah berdirinya

Hingga tahun 1985 di Kelurahan Duri Kosambi Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat baru ada beberapa madrasah. Masyarakat merasa prihatin terhadap pendidikan anak-anak mereka terutama dalam bidang agama. Masalahnya, mereka tidak memperoleh pendidikan agama yang cukup, dan tidak dapat membaca Al-Qur’sn dengan baik. Suatu hal yang wajar, karena pendidikan agama di sekolah (MI dan SD) terasa sangat minim, kurikulum sekolah formal itu terdiri dari 70% umum dan hanya 30% agama. Sementara itu, setelah mereka selesai sekolah di waktu siang dan sore hari hanya dipakai untuk bermain. Mereka mengadukan keprihatinan itu kepada Ust. Mahfudz Asiru, seorang ustadz muda yang merintis majelis ta’lim di Duri Kosambi. Menanggapi pengaduan dan keprihatinan masyarakat itu, Ust. Mahfudz bertekad membuka pengajian Al-Qur’an bagi anak-anak yang di sekitar rumah beliau. Kemudian dari hari jumlah anak yang belajar Al-Qur’an semakin meningkat., dan pada tahun 1985 didirikanlah Madrasah Diniyah Al-Itqon Madrasah Diniyah tersebut merupakan rintisan dan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Mirqot Ilmiyah Al-Itqon yang berlokasi di Jl. H. Selong, Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat.


Ustadz Mahfudz Asirun, adalah salah seorang alumni Pondok Pesantren An-Nida Al-Islamy Bekasi Timur piminan Syaekh Muhammad Muhajirin bin Amsar ad-Dari. Ustadz Mahfudz adalah anak ke-2 dari 7 bersaudara dari H. Asirun bin H. Selong. Ayah beliau ini adalah seorang Guru ngaji di Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat, sementara kakeknya H. Selong dikenal sebagai tokoh masyarakat Cengkareng pada masanya. Ustadz Mahfudz lahir di Jakarta tahun 1954. Sesusai tamat SD, Mahfudz tidak melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi ia ikut berdagang ke pasar dengan berjualan beras, Sepulang berjualan, dia pergi mengaji kepada beberapa mu’allim di sekitar Cengkareng. Di masyarakat Betawi pada umumnya, pendidikan dan pengajaran agama (ta’lim) pada tingkat khusus (tinggi) dilaksanakan di rumah-rumah para mu’allim/guru dengan metode bandongan atau sorogan, dan santri (pelajar) dating dari berbagai penjuru pada jam tertentu dengan materi, kitab dan jadwal tertentu. Dalam satu minggu para santri secara bebas mempunyai jadwal ta’lim di beberapa mu’allim dan bias merencanakan ta’limnya tentang materi atau kitab apa saja, kepada siapa saja dan kapan saja.

Kepada para mu’allim di sekitar Cengkareng, mahfudz belajar tentang berbagai macam ilmu agama dengan memakai kitab. Pelajaran yang paling disukai adalah ilmu alat Nahwu, Shorof dan Al-Qur’sn. Salah satu bakat yang dibawa dari kecil oleh Mahfudz adalah kemampuannya dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suara yang merdu. Hampir dalam setiap kesempatan di majelis ta’lim, ia diminta membaca Al-Qur’an. Melihat kecerdasan, bakat dan kemampuan Mahfudz, kakanya yang bernama Ahmad Ma’ruf yang saat itu mahasiswa IAIN (sekarang UIN) Syarif Hidayatullah menyarankan agar adiknya melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren An-Nida Al-Islamy Bekasi. Dengan bekal ilmu yang sudah dimiliki, diapun mampu menyerap berbagai ilmu dari Syekh Muhajirin, baik Nahwu, Shorf, Fiqih, Tauhid, Tsawuf, Tafsir, Falaq dan terutama Ilmu Hadits yang menjadi spesialis Syekh Muhajirin. Setelah belajar sekitar 7 tahun di Pesantren ini, Mahfudz pun merasa terpanggil untuk membuka pengajian di Duri Kosambi, antara lain mendirikan majelis ta’lim, seperti diungkap di atas.



Dengan respon dan dukungan yang kuat dari masyarakat sekitarnya, Ustadz Mahfudz muda terus melangkah maju, yaitu mengembangkan Madrasah Diniyah menjadi Pondok Pesantren. Mula-mula pada tahun 1992 secara resmi mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Mirqot Ilmiyah Al-Itqon (Rubath ath-Thalabah lil-Miqot al-‘Ilmiyah al-Itqon) dengan Akta Notaris Mohamad said Tadjoudin nomor 9 tanggal 2 desember 1992. Selanjutnya memperluas lokasi madrasah Diniyah yang kemudian membangun gedung untuk ruang sekolah dan kamar santri.


Kiyai Mahfudz dikenal sebagai sosok yang ulet, gigih, amanah, disiplin, serius, dan kharismatik membuat Pondok Pesantren Al-Itqon cepat berkembang dan mendapat kepercayaan besar dari masyarakat terutama wali santri. Kiyai mahfudz Asirun, pendiri dan pengasuh Pesantren adalah salah satu tokoh agama yang cukup disegani dan dihormati oleh masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di sekitar Duri Kosambi, Cengkareng serta wilayah Jakarta Barat.

Sebagai Kiyai muda yang kharismatik bagi masyarakat Betawi di DKI Jakarta, beliau sekarang menjadi Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Jakarta Barat.

Satu hal yang cukup berbeda dengan pengasuh pondok lainnya adalah Kiyai Mahfudz setiap hari masuk kantor sebagaimana kewajiban hadir bagi kepala sekolah, tenaga Tata Usaha maupun karyawan Pesantren Al-Itqon yang lain. Dia menemati sebuah ruang yang cukup luas dilengkapi dengan beberapa rak buku yang berisikan kitab-kitab salaf, Al-Qur’an, Hadits dan kitab lainnya. Kemudian satu set mebelair, telepon, faximili, kipas angina, ac, dispencer, TV 20”. Bila ada tamu lebih dari 3 orang, mereka tidak di kursi yang ada, tapi duduk lesehan di atas karpet berwarna hijau yang ada di depan ruangan kantor. Di ruang itu juga dipakai Kiyai Mahfudz mengajar di kelas-kelas tertentu, disamping mengajar khusus kepada para ustadz dan pengajian beberapa ustadz dari sekitar pondok. Ruang Kiyai ini sederet dengan ruangan Kepala Madrasah Diniyah, Kepala Madrasah Aliyah, Kepala Madrasah Tsanawiyah, Kaur TU Aliyah, Kaur TU Tsanawiyah, Diniyah, Majelis Ta’lim dan Pengurus Masjid. Dari kantor inilah dia memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap semua aspek kepesantrenan, baik kegiatan belajar mengajar, administrasi pesantren, keuangan, pembangunan madrasah maupun urusan santri. Dengan keberadaan kiyai Mahfudz sebagai pengasuh yang demikian itu, tumbuhlah semangat rasa kebersamaan dari semua unsure dalam pelaksanaan tugas rutin sehari-hari, tanpa mengurangi sikap ta’dzim para santri, ustadz dan pimpinan madrasah kepada sosok Kiyai mereka. Justeru mereka merasa dekat dan respek karena selalu diawasi oleh Kiyai dan dapat menemuinya kapan saja.

B. Visi, Misi, Maksud dan Tujuan serta Sasaran

1. VISI

Visi Pondok Pesantren Mirqot Ilmiyah Al Itqon adalah Mewujudkan masyarakat yang menerapkan ajaran islam sesuai dengan Aqidah Ahlus Sunah Wal Jamaah”

2. MISI

Misi Pondok Pesantren Mirqot Ilmiyah Al Itqon adalah :

1). Membentuk kader ulama yang menguasai ajaran Islam

2) Membentuk generasi yang berilmu amaliyah, beramal ilmiyah, berakhlaqul karimah dan beraqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

3. MAKSUD & TUJUAN

a. Maksud :

1) Pondok Pesantren Al Itqon sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan dan menumbuh kembangkan tradisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

2) Pondok Pesantren Al Itqon sebagai lembaga pendidikan Islam yang berorientasi Mirqot Ilmiyah sesuai dengan Visi dan Misi Pondok Pesantren

3) Pondok Pesantren Al Itqon sebagai lembaga pendidikan Islam yang aspiratif terhadap dinamika kehidupan kelembagaan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariat Islam

b. Tujuan :

1) Memberikan bekal kemampuan dasar, menambah dan mengembangkan dasar-dasar ilmu keagamaan kepada santri Pondok Pesantren Al Itqon

2) Memberikan bekal kemampuan dasar, menambah dan mengembangkan dasar-dasar ilmu keagamaan kepada santri Pondok Pesantren Al Itqon non mukim, secara khusus sesuai kebutuhan.

3) Membina santri mukim dan non mukim agar memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertaqwa, dan berakhlaq mulia.

4) Mempersiapkan santri mukim dan non mukim untuk dapat mengikuti Pendidikan Agama Islam sesuai tingkatan dan kebutuhannya.

4. SASARAN

a) Santri Pondok Pesantren Mirqot Ilmiyah Al Itqon yang menjalani pendidikan di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah agar dapat mengikuti mata pelajaran agama Islam serta berkembang ilmu keagamaannya secara luas dan mampu mengamalkan sebagaimana mestinya dalam kehidupan beragama, bermasya-rakat, berbangsa dan bernegara

b) Santri Non Mukim Pondok Pesantren Mirqot Ilmiyah Al Itqon yang menjalani pendidikan umum di luar pondok seperti SD, SMP dan SMA/SMK agar dapat baca tulis huruf arab dan mampu melaksanakan tata cara ibadah secara benar dan sah serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

c) Alumni Santri Pondok Pesantren Mirqot Ilmiyah Al Itqon yang menjalani pendidikan informal secara khusus Kitab-kitab Salafiyah agar dapat menimba ilmu keagamaan secara spesifik sesuai dengan kebutuhannya, untuk diamalkan dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Untuk merealisasikan Visi, Misi, Maksud, Tujuan dan Sasaran tersebut Pesantren Al-Itqon menyelenggarakan program pendidikan dengan system yang terpadu, terdiri dari : pendidikan formal, non formal/pengajian rubatiyah dan majelis ta’lim. Semua santri wajib mengikuti semua program pendidikan yang ada sesuai dengan jenjang masing-masing.


1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Itqon mengikuti Model dan Kurikulum Departemen Agama plus Muatan Lokal (Mulok) dengan Materi Kajian Kitab-kitab Salafiyah. Pendidikan ini dilaksanakan pada pagi hari, mulai jam 07.00 sampai jam 13.00. Pendidikan formal yang ada di lingkungan Pondok Pesantren mirqot Ilmiyah Al-Itqon, sebagai berikut :


a. Taman Pendidikan Al-Qur’an dan Raudhatul Athfal, berdiri tahun 1997 dengan Nomor Statistik 012317432214. Ka RAnya Halimah, S.Pd.I. Kelompok Bermain (Play Group) dan RA memiliki 4 Ruang Belajar, dengan jumlah 76 siswa (tahun 2008/2009).

b. Madrasah Tsanawiyah ( 3 tahun), Kamad Tsanawiyah Abdullah Mukhtar, S.Pd.I. Madrasah ini memiliki 8 lokal dengan jumlah 261 siswa (tahun 2008/2009). Akreditasi B (Tahun 2005)

c. Madrasah Aliyah (3 tahun), Kamad Aliyah H. Ahmad Ma’ruf, S.Ag. Madrasah ini memiliki 6 lokal dengan jumlah siswa 207 (tahun 2008/2009). Akreditasi B (tahun 2005)

d. Madrasah Diniyah (Takmiliyah Awaliyah, Awaliyah dan Wushtho). Kamad Diniyah Ustadz H. Ugan Abdurrahman Natsir, S.Pd.I. Untuk tingkat Takmiliyah memiliki 4 Rombongan Belajar dengan jumlah 140 siswa (tahun 2008/2009), sedangkan Awaliyah dan Wushtho adalah siswa Tsanawiyah dan Aliyah.

Untuk kegiatan Diniyah dilaksanakan mulai dari jam 14.00 s.d. 17.30 WIB,



2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal dalam hal ini adalah kegiatan Madrasah Rubatiyah yang merupakan pendidikan yang khusus dan menunjukkan ciri khas Pondok Pesantren Al-itqon dengan kurikulum yang berupa kitab-kitab salaf dalam berbagai bidang ilmu keislaman. Jam pembelajarannya mulai dari 19.00 s.d. 22.00 dan 04.30 s.d. 06.00.


3. Majelis Ta’lim

Majelis Ta’lim Al-Itqon sebagai lembaga pendidikan in formal dengan legalisasi dari Kantor Departemen Agama Kotamadya Jakarta Barat bernomor induk 323 di bawah Ketua Ustadzah Hj. Masrifah, LN, memiliki lebih dari 50 Majelis Ta’lim Binaan, dibawah pengasuhan KH Mahfudz Asirun, Ustadzah Masrifah LN, KH Ahmad Ma’ruf, S.Ag., dan Ustadz-Ustadzah lainnya.


PROGRAM KERJA PONDOK PESANTREN :


A. JANGKA PENDEK

1. Revitalisasi & Sertifikasi Ijin Operasional Kelembagaan

2. Integrasi dan refungsionalisasi Kelembagaan sesuai dengan PP yang berlaku

3. Strukturisasi dan penyempurnaan Tata Administrasi Kelemba-gaan

4. Pemantapan Kurikulum & Tenaga Pengajar


B. JANGKA MENENGAH

1. Optimalisasi dan Pengembangan Sarana & Prasarana Pondok Pesantren sejalan dengan kuantita perkembangan Santri

2. Penggalian dan Pengembangan Potensi Kelembagaan

3. Menjalin Kerjasama Kelembagaan eksternal Pondok dalam rangka pengembangan lebih lanjut, baik individu, institusi maupun kelembagaan

4. Standartisasi Basic Competention Lulusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


C. JANGKA PANJANG

1. Pondok Pesantren Al Itqon mampu berprestasi secara kelembagaan dan diakui serta dibutuhkan keberadaannya secara nyata oleh umat Islam, bangsa dan negara

2. Pondok Pesantren mampu mencetak santri yang berprestasi secara formal ‘terukur’ dan diterima masyarakat sebagai individu yang dibutuhkan, sesuai dengan kompetensi keilmuannya

3. Pondok Pesantren Al Itqon mampu berperan aktif menjadi wahana integratif, kooperatif dan akomodatif dalam pengembangan ilmu keagamaan dan kemasyarakatan


D. RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN

1. Bidang fisik :

- Penambahan Unit Gedung

- Perluasan Areal Pondok

- Pembentukan Pusat Informasi Pesantren

2. Bidang Non Fisik :

- Pemberian Santunan Yatim Piatu

- Pemberian Beasiswa Anak Kurang Mampu

- Klinik Kesehatan Santri


SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


1. Guru (Ustadz) dan Santri

Guru (Ustadz) di lingkungan pondok Pesantren Al-itqon berjumlah 50 orang. Mereka dalah tenaga yang telah diseleksi dengan kompetensi yang memadai sebagai tenaga pengajar, dengan jenjang pendidikan mayoritas S1 (34 orang), S2 (2 orang), Diploma (5 orang), Majma’ Ulya (5 orang) dan Pondok Pesantren (4 orang).


Tabel Guru (Ustadz/Ustadzah)

No

Jenjang

Jumlah

1

Strata 3 (S3)

1 orang

2

Strata 2 (S2)

3 orang

3

Strata 1 (S1)

34 orang

4

Majma’ Ulya (LN)

5 orang

5

Diploma

5 orang

6

Pondok Pesantren

4 orang


J u m l a h

52 orang


Jumlah guru tersebut secara formal tugas mengajar mereka terbagi menjadi tiga, sebagai guru Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, disamping itu untuk Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, Madrasah Diniyah Awaliyah, Wustho dan Rubatiyah sebanyak 44 orang yang sebagian adalah tenaga pengajar di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Sedang Tenaga Pengajar untuk TPQ dan RA sebanyak 5 orang. Sebanyak 12 orang Tenaga Pengajar telah mengikuti Sertifikasi Mengajar yang diselenggarakan Lembaga terkait.


2. Santri Pondok Pesantren Al-Itqon

Jumlah Santri :

a. Madrasah Aliyah/Diniyah Awaliyah : 207 santri

b. Madrasah Tsanawiyah/Diniyah Wutho : 261 santri

c. Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah : 160 santri

d. Madrasah Diniyah Ulya (persiapan) : 20 santri (Musaid/Musaidah)

e. PAUD (TPQ & RA) : 76 santri


3. Alumni

Alumni yang terwadahi dalam Jam’iyyah Mutakhoriji Al-Itqon (JAMAL) tersebar di berbagai tempat di sekitar Jabodetabek, sebagian telah menamatkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia dan sebagian lagi sedang menyelesaikan studi di :

  1. Universitas Al-Azhar Kairo Mesir,
  2. Universitas Khurtum Sudan,
  3. Ma’had Daarl Al Mustofa Hadramaut Yaman,
  4. Jam’iyyah ad-Da’wah al-Islamiyah al-Alamiyah Libya,
  5. Universitas Turki (dalam proses pemberangkatan)

Dengan beasiswa penuh dari perguruan tinggi bersangkutan.